Anakku,
Saat kalian membaca tulisan ini, Ibu harap kalian sudah agak lebih dewasa
dan mampu memahami apa yang Ibu maksudkan. Pesan ini Ibu tuliskan untuk kalian
bertiga, semoga masih relevan hingga kalian besar nanti.
Nak,
Saat Ibu menuliskan ini, kalian masih berusia 8, 5 dan 3 tahun. Kalian masih
suka berebut mainan, makanan, dan perhatian Ibu. Semua kalian perebutkan. Saat
ini nampak lucu, walaupun kadang membuat ribut sampai kalian menangis
bertiga; tetapi setelah kalian dewasa, Ibu harap tak ada lagi perebutan
apapun diantara kalian. Kalian sedarah, sesusuan, bersaudara kandung. Apabila
seorang sakit, kalian bertiga seharusnya merasakannya. Apabila seorang sedih,
kalian harus saling menguatkan. Apabila seorang kekurangan, kalian harus saling
memberi dan menguatkan. Demikian pula ketika kalian berada dalam kesenangan,
kebahagiaan dan keberuntungan. Jangan lupakan saudara kalian yang lain. Sebab,
diakhirnya, ketika tak ada lagi orang lain yang dapat kalian andalkan, saudara
kalian itulah yang tertinggal untuk kalian harapkan.
Nak,
Saat ibu menuliskan ini, sedang ramai aksi damai penuntutan penegakan hukum
terhadap salah seorang pejabat tanah air kita. Dia disebut telah menistakan
agama Islam. Menghinakan Al-Qur'an, kitab suci kita. Tetapi ada pihak-pihak
yang menunggangi, memanfaatkan aksi ini untuk kepentingan mereka sendiri,
sekaligus untuk memfitnah umat Islam yang bergabung dalam aksi tersebut. Pesan
Ibu, jangan terlalu mudah percaya pada berita yang kalian baca atau lihat.
Harus selalu kroscek, tabayyun, konfirmasi. Tidak semua yang kalian lihat itu
benar. Kembalikan pada hati nurani kalian. Ibu harap bisa membekali kalian
dengan ilmu agama yang cukup, agar kalian mampu membedakan yang haq dan batil.
Aksi tersebut bukanlah aksi melawan ras tertentu atau agama tertentu.
Keluargamu juga terdiri dari berbagai suku, ras dan agama. Ibumu Jawa, Bapakmu
Batak, Pakdhemu Bali, Om mu Osing, Budhemu Betawi, Sepupu jauhmu
Padang, dan mungkin ada yang lain yang Ibu tidak tahu. Maklum, Ibu sendiri juga
'malas' bersilaturahmi. Tentu saja agama juga bermacam-macam. Jadi Ibu harap,
kalian tidak mendiskriminasikan seseorang berdasarkan ras dan agama. Bergaullah
seluas-luasnya, bertemanlah sebanyak-banyaknya. Tapi pilihlah orang-orang yang
menjadi teman dekatmu. Jangan sembarangan. Karena teman dekatmu menunjukkan
siapa dirimu.
Nak,
Kalian adalah ummat akhir zaman. Berdasarkan hadits Rasulullah, umur umat
Islam hanya sekitar 1,5 hari ukuran akhirat. Alias 1500 tahun. Dan sekarang
sudah tahun 1438 H. Tanda-tanda akhir zaman sudah bermunculan Nak. Mulai dari
gedung-gedung pencakar langit di jazirah Arab, penyanyi wanita dimana-mana,
khamr dan zina menjadi biasa, umat Islam yang berjumlah banyak namun terpecah
belah dimana-mana, sampai peperangan di negeri Syam. Tak lama lagi, mungkin
hujan meteor dan Ad-Dukhan akan muncul. Mengawali penderitaan umat manusia di
dunia, yang apabila sudah tak tertahankan lagi, sang Dajjal al-Masih akan lepas
dari belenggunya dengan seizin Allah, dan menawarkan kebahagiaan palsu pada
umat yang putus asa. Ibu harap kalian tak harus mengalaminya Nak. Karena umat
Islam yang imannya kuat sekalipun, tak akan sanggup melawan fitnah Dajjal.
Karena itu Ibu setengah bermimpi, untuk bisa tinggal di tanah haram. Makkah
atau Madinah, dan membawa kalian semua, agar tak sampai bertemu Dajjal.
Walaupun, orang Islam yang munafik yang tinggal di Madinah pun, kelak akan
berlarian keluar Madinah apabila datang gempa bumi ketika Dajjal muncul diatas
bukit garam.
Nak,
Ibu minta maaf kalau sepanjang memori kalian, Ibu tak selalu bisa memanjakan
kalian, menuruti keinginan kalian, memenuhi kebutuhan kalian, selalu ada
di samping kalian. Ibu minta maaf, kalau waktu ibu tak 100% buat kalian. Karena
Allah telah menganugerahi Ibu kesempatan dan ilmu di bidang Kedokteran, maka
kalian terpaksa harus rela membagi Ibu kalian ini dengan pasien-pasien dan
orang-orang yang memerlukan bantuan Ibu. Ibu minta maaf, kalau kalian sering
harus berpindah-pindah tempat tinggal, berpindah-pindah sekolah, karena Bapak
dan Ibumu adalah abdi negara di TNI, yang harus taat dan patuh melaksanakan
perintah atasan apabila diperlukan. Namun, dengan segala keterbatasan Ibu, Ibu
selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik untuk kalian.
Membekaskan memori terbaik yang bisa kalian dapatkan, untuk melanjutkan hidup
kalian setelah Ibu tak lagi dapat mendampingi kalian nanti.
Nak,
Jadilah orang yang bermanfaat bagi sekitarmu. Jadilah orang yang dirindukan
ketika kalian tak ada. Hidup ini hanya sebentar saja. Manfaatkan sebaik-baiknya
untuk bekal kalian di perjalanan abadi nanti. Jelajahilah dunia, pergilah ke
tempat-tempat yang ingin kalian kunjungi. Bukalah wawasan kalian
seluas-luasnya. Jangan jadi manusia picik, yang berwawasan sempit, seperti
katak dalam tempurung, yang serba tak tahu dan tak peka pada lingkungan. Banyak
sekali hal diluar sana yang bisa kalian eksplorasi dan sangat menarik untuk
diketahui. Tetapi kewajiban kalian tetap harus dilaksanakan. Sholat tepat
waktu, baca al-Qur'an tiap hari, walaupun hanya selembar. Dan menuntut ilmu
agama, tentu lebih utama.
Nak,
Pagi ini, dalam perjalanan ke RS ibu bertemu dengan iring-iringan pengantar
jenazah. Sedikit sekali yang mengantarkan Nak. Tak sampai 30 orang. Sedih
sekali melihatnya Nak. Membayangkan Ibu yang ada dalam keranda itu. Diusung
cepat-cepat ke pemakaman. Tak ada sanak kerabat yang bersedih, melainkan hanya
beberapa tetangga yang sekedar melaksanakan kewajiban. Sedih bukan? Oleh karena
itu Nak, Ibu harap kalian memanfaatkan hidup kalian sebaik--baiknya, agar
ketika kalian meninggalkan dunia nanti, ada orang-orang yang benar-benar bersedih
dengan tulus karena kepergian kalian. Ada orang-orang shalih dan kerabat baik
yang menshalatkan kalian. Ada anak-anak shalih yang terus mendoakan kalian. Dan
ada orang-orang yang mencintai kalian dan ridha dengan kalian, sehingga kalian
bisa terhindar dari fitnah kubur, dan amal yang terus mengalir, meringankan
dosa, himpitan, dan kegelapan kubur kalian.
Nak,
Seandainya kalian berumur panjang, dan harus menyaksikan pedihnya huru-hara
akhir zaman, ingatlah Nak, pegang teguh keimanan kalian. Islam datang dalam
keadaan asing, dan akan kembali asing. Maka beruntunglah orang-orang yang
bertahan dalam keterasingannya itu. Walaupun bagaikan menggenggam bara api,
tapi bertahanlah dengan nyawa kalian, karena api di dunia sungguh tak seberapa
dibandingkan dengan pedihnya api neraka. Jangan silau oleh gemerlap dunia yang
menyesatkan, walaupun sungai Eufrat telah mengering, Ibu harap kalian tak
termasuk orang-orang yang berburu kilauan emas di dasar nya. Kalau Ibu tak
berhasil membawa kalian ke Madinah, tinggallah di pelosok desa, pulau
terpencil, atau pedalaman, dan hindarilah kota besar. Ibu khawatir kalian tak
sanggup berhadapan muka dengan Dajjal al Masih. Kalau kalian mendengar kabar
kedatangan Imam Mahdi, berbaiatlah kepadanya, walaupun harus merangkak diatas
salju. Pertahankan iman-mu, pertahankan Islam-mu..
Nak,
Sungguh yang Ibu khawatirkan hanyalah kehidupan kalian setelah dunia.
Tentang urusan dunia, Ibu sama sekali tak khawatir Nak. Ibu tak akan menuntut
kalian jadi orang kaya, sukses, terkenal atau jenius. Sebab semua perjalanan
hidup kalian telah tertulis di Lauh Mahfuz. Ibu hanya akan terus mendoakan
selama Ibu masih bernafas, agar kalian senantiasa dilindungi dari godaan
syaitan, dan selamat hingga akhir usia. Ibu hanya akan berusaha semaksimal
mungkin untuk mengenalkan kalian pada agama, dan membekali pengetahuan sebanyak
yang Ibu bisa, agar bisa kalian pergunakan sebagai bekal di alam berikutnya.
Ibu sungguh mencintai kalian dengan segenap jiwa dan raga, sehingga ibu
berharap kita dapat berkumpul lagi di akhirat kelak sebagai orang-orang yang
beruntung menghuni jannah-Nya, sebagai satu keluarga. Kalau kalian sampai ke
Jannah terlebih dahulu, dan tidak melihat Ibu disana, demi Allah, carilah Ibu
Nak.Carilah Ibu di neraka. Kalianlah harapan Ibu.. Sebab Ibu tak yakin amal
shalih ibu mampu mengimbangi dosa-dosa yang telah Ibu perbuat.
Nak,
Ibu mencintai kalian. Apapun yang kalian lakukan, Ibu akan mendukung kalian
semampu Ibu, selama masih dalam syariat Allah. Ibu sungguh beruntung bisa
mengandung, melahirkan dan membesarkan kalian. Kalian adalah perhiasan paling
indah yang pernah Ibu miliki. Ibu bangga telah dipercaya Allah untuk mengasuh
dan mendidik kalian. Ibu harap, kalian pun tidak menyesal telah menjadi
anak-anak Ibu. Terimakasih anak-anakku.. Do'a Ibu selalu menyertaimu. Semoga
Allah ridha pada kalian. Aamiin..
Malang, 5 November 2016
13.14 wib